Ilmuwan meyakini, chip berbahan grafena bisa memicu kecepatan prosesor hingga 1.000 Gigahertz.
Kepada material inilah teknologi berharap. Grafena bisa membuat komputer
seribu kali lebih cepat atau smartphone, layar sentuh lebih tipis.
Ilmuwan kini ingin memproduksi materi paling tipis di dunia itu secara
massal
Bukan rahasia lagi jika Grafena dianggap oleh ilmuwan sebagai materi
ajaib. Pasalnya bahan semikonduktor yang ditemukan oleh Andre K. Geim
dan Kostya Novoselov itu adalah material paling tipis di dunia, tapi
juga sangat kuat dan lebih keras ketimbang berlian.
Sejauh ini Grafena terbukti sulit untuk diproduksi secara masal. Berbagai metode yang dikembangkan ilmuwan sering berujung pada dua hal, yakni memproduksi grafena berkualitas tinggi tapi dalam skala kecil, atau membuatnya secara massal dengan risiko kerusakan yang terlampau tinggi.
Namun sebuah tim dari Inggris dan Irlandia melaporkan, mereka berhasil membuat selembar gravena berukuran mikroskopik dengan menggunakan blender. Para ilmuwan mencampurkan grafit, bahan yang dipakai untuk membuat mata pensil, dengan "cairan pengikis".
Mengandalkan Blender Dapur
Hasilnya adalah selembar grafena setebal satu nanometer dan memiliki panjang 100 nanometer. Ilmuwan mengaku, putaran pisau blender memisahkan grafit menjadi grafena tanpa merusak struktur dua dimensinya.
"Kami mengembangkan metode baru produksi lembar grafena," tutur Jonathan Coleman, profesor Fisika di Trinty College Dublin. "Metode ini bisa memproduksi grafena dalam jumlah besar tanpa kerusakan sama sekali."
Tim tersebut menggunakan perlengkapan industri yang disebut juga shear mixers. Namun setelah dicoba, ilmuwan juga berhasil mengulangi metode serupa dengan menggunakan blender dapur. "Di laboraturium kami cuma memproduksi beberapa gram saja, tapi jika diperbesar, kami bisa memproduksi beberapa ton sekaligus," kata Coleman.
Grafena Picu Demam Emas
Penemuan Grafena sepuluh tahun silam memicu apa yang disebut sebagai "demam emas" oleh para ilmuwan. Sejumlah negara menggelontorkan dana miliaran Dollar untuk penelitian material baru itu. Pelaku bisnis pun tak ingin ketinggalan. Perusahaan yang mensponsori penelitian di Trinty College Dublin misalnya sudah siap untuk mematenkan metode temuan Coleman dan timnya itu.
Menurut Andre Geim, professor bidang Fisika di Universitas Manchester, lantaran sifatnya yang transparan dan sangat kuat, grafena bisa digunakan untuk layar monitor pada komputer dan smartphone. Selain itu grafena juga fleksibel sehingga cocok untuk smartphone generasi baru berlayar cekung.
Produsen semikonduktor juga berharap banyak pada metode produksi masal grafena. Ketika miniaturisasi komponen elektronik dari silikon semakin sulit, grafena bisa dipakai untuk memproduksi mikrochips dengan lebih cepat dan ringan.
Ilmuwan meyakini, chip berbahan grafena bisa memicu kecepatan prosesor hingga 1.000 Gigahertz. Sebaliknya silikon cuma mampu mencatat kecepatan tertinggi pada lima Gigahertz.
rzn/ab (dpa,ap,rtr,science)
Sejauh ini Grafena terbukti sulit untuk diproduksi secara masal. Berbagai metode yang dikembangkan ilmuwan sering berujung pada dua hal, yakni memproduksi grafena berkualitas tinggi tapi dalam skala kecil, atau membuatnya secara massal dengan risiko kerusakan yang terlampau tinggi.
Namun sebuah tim dari Inggris dan Irlandia melaporkan, mereka berhasil membuat selembar gravena berukuran mikroskopik dengan menggunakan blender. Para ilmuwan mencampurkan grafit, bahan yang dipakai untuk membuat mata pensil, dengan "cairan pengikis".
Mengandalkan Blender Dapur
Hasilnya adalah selembar grafena setebal satu nanometer dan memiliki panjang 100 nanometer. Ilmuwan mengaku, putaran pisau blender memisahkan grafit menjadi grafena tanpa merusak struktur dua dimensinya.
"Kami mengembangkan metode baru produksi lembar grafena," tutur Jonathan Coleman, profesor Fisika di Trinty College Dublin. "Metode ini bisa memproduksi grafena dalam jumlah besar tanpa kerusakan sama sekali."
Tim tersebut menggunakan perlengkapan industri yang disebut juga shear mixers. Namun setelah dicoba, ilmuwan juga berhasil mengulangi metode serupa dengan menggunakan blender dapur. "Di laboraturium kami cuma memproduksi beberapa gram saja, tapi jika diperbesar, kami bisa memproduksi beberapa ton sekaligus," kata Coleman.
Belum lama ini ilmuwan dari Samsung Advanced Institute of
Technology (SAIT) mengumumkan temuan serupa. Bekerja sama dengan
universitas Sungkyunkwan di Korea Selatan, SAIT mengklaim berhasil
mengembangkan metode produksi untuk membuat grafena dalam jumlah besar.
Grafena Picu Demam Emas
Penemuan Grafena sepuluh tahun silam memicu apa yang disebut sebagai "demam emas" oleh para ilmuwan. Sejumlah negara menggelontorkan dana miliaran Dollar untuk penelitian material baru itu. Pelaku bisnis pun tak ingin ketinggalan. Perusahaan yang mensponsori penelitian di Trinty College Dublin misalnya sudah siap untuk mematenkan metode temuan Coleman dan timnya itu.
Menurut Andre Geim, professor bidang Fisika di Universitas Manchester, lantaran sifatnya yang transparan dan sangat kuat, grafena bisa digunakan untuk layar monitor pada komputer dan smartphone. Selain itu grafena juga fleksibel sehingga cocok untuk smartphone generasi baru berlayar cekung.
Produsen semikonduktor juga berharap banyak pada metode produksi masal grafena. Ketika miniaturisasi komponen elektronik dari silikon semakin sulit, grafena bisa dipakai untuk memproduksi mikrochips dengan lebih cepat dan ringan.
Ilmuwan meyakini, chip berbahan grafena bisa memicu kecepatan prosesor hingga 1.000 Gigahertz. Sebaliknya silikon cuma mampu mencatat kecepatan tertinggi pada lima Gigahertz.
rzn/ab (dpa,ap,rtr,science)
Post a Comment
Write You comment here! Please...