Seorang
 pekerja melintasi wisma putri junor di kawasan proyek  Pusat 
Pendidikan, Pengembangan, dan Sekolah Olah Raga Nasional, Hambalang, 
Bogor, (30/5). Menpora memerintahkan penghentian sementara proyek 
pembangunan pusat olahraga senilai Rp1,2 triliun khususnya di lokasi 
amblesnya gedung tersebut. Tempo/Aditia Noviansyah
 
TEMPO.CO, 
Jakarta
 - Hasil audit investigasi tahap II proyek Hambalang, yang digelar Badan
 Pemeriksa Keuangan (BPK), mengungkap adanya aliran duit ke Komisi 
Olahraga Dewan Perwakilan Rakyat untuk memuluskan proyek pembangunan 
Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional. Audit itu 
membeberkan adanya berbagai pertemuan antara pihak-pihak yang terkait 
untuk memuluskan anggaran Hambalang.
Salah
 satunya adalah pertemuan seorang petinggi PT Metaphora Solusi Global 
dengan Sekretaris Jenderal Kementerian Olahraga Wafid Muharam pada 
2010, yang membahas pemberian sejumlah dana dari PT Adhi Karya kepada 
pihak Kementerian Olahraga terkait dengan urusan DPR, demikian tertulis 
dalam laporan audit investigasi yang salinannya diperoleh 
Tempo.
Proyek Hambalang dikerjakan oleh PT Adhi Karya, dan PT Metaphora 
adalah salah satu subkontraktor. Dalam audit, yang akan diserahkan ke 
DPR hari ini, juga disebutkan adanya pencairan cek bernilai Rp 2 miliar 
dan Rp 1,3 miliar dari Adhi Karya. Dalam beberapa kesempatan, direksi 
Adhi Karya membantah adanya anggaran itu.
Dalam audit itu juga 
disebutkan adanya permintaan duit dari Mahyuddin N.S.--saat itu Ketua 
Komisi Olahraga DPR--untuk membantu pemenangan salah satu calon Ketua 
Umum Partai Demokrat sebesar Rp 500 juta. Permintaan duit itu 
disampaikan kepada Wafid Muharam. Belakangan muncul tambahan permintaan 
duit Rp 100 juta, sehingga totalnya mencapai Rp 600 juta. Perihal uang 
untuk calon ketua umum ini juga pernah dibantah Partai Demokrat. 
Wafid saat ini menjalani hukuman sebagai terpidana kasus suap Wisma Atlet SEA Games Palembang.
Mahyuddin belum bisa dimintai tanggapan. Telepon dan pesan singkat yang dilayangkan 
Tempo tak
 berbalas. Dalam sejumlah kesempatan, ia menyangkal terjadi transaksi 
bawah meja untuk memuluskan pembahasan anggaran Hambalang yang 
membengkak dari semula Rp 125 miliar menjadi Rp 2,5 triliun. “Saya tak 
pernah membahas penambahan Hambalang,” katanya.
Wakil Ketua BPK Hasan Bisri tidak membenarkan ataupun membantah soal salinan hasil audit yang diperoleh 
Tempo. Ia hanya mengatakan akan menyerahkan hasil audit investigasi ke DPR hari ini.
Juru
 bicara Komisi Pemberantasan Korupsi, Johan Budi, S.P., belum bisa 
memastikan penerimaan duit untuk para anggota DPR terkait dengan proyek 
Hambalang. Namun dia menjanjikan hasil audit BPK bakal ditindaklanjuti 
lembaganya.