https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjArllEBY6fRefYZucnfdZzT3EMLUiVblSoFD5tR0R8dt92zxpfM_wP7wHj_u8WIDk3IPLYbz_EDW9RgJG9TcpXJ2JslojO4Z4N7uoVZMIqUXHKm-VE3zrgU0Wjw-Tj4izGCX2j_wvGzMpe/s1600/0606pesawat-tak-berawak.jpg
Para analis mengatakan pengembangan dan produksi lokal pesawat tanpa awak ini merupakan bagian dari tren modernisasi militer di Asia Pasifik.

Program pengembangan pesawat tanpa awak yang didanai Kementerian Pertahanan ini, dimulai sejak tahun 2004. Tahun ini, sebagai hasil usaha bersama beberapa agen pemerintah, Wulung, jenis pesawat udara tanpa awak ini, siap diproduksi besar-besaran untuk Angkatan Udara Indonesia.

Prototipe Wulung, yang dirancang dan diproduksi lokal, awalnya nanti akan digunakan untuk kepentingan non-militer, seperti pemantauan gunung-gunung berapi yang aktif, pengawasan penebangan kayu ilegal dan patroli kawasan maritim Indonesia yang luas.

Samudro, Direktur Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan BPPT, yang mengembangkan bersama prototipe itu mengatakan pesawat-pesawat tanpa awak tersebut akan membantu Indonesia mengawasi 17 ribu pulaunya dan perbatasan dengan negara-negara lain.