Pemerintah Tetapkan Idul Fitri Senin 28 Juni 2014
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin |
JAKARTA - Pemerintah melalui
Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin menetapkan 1 Syawal 1435 H
atau Idul Fitri 2014, jatuh pada Senin (28/7/2014), besok.
Keputusan ini diambil pemerintah setelah menggelar sidang Itsbat Syawal 1435 H di Kantor Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (27/7/2014), petang.
Penetapan 1 Syawal ini dilakukan melalui pengamatan bulan sabit muda (hilal) yang sesuai dengan fatwa MUI No. 2 Tahun 2004 tentang penetapan Syawal dan Dzulhijjah dilakukan berdasarkan metode Rukyatul Hilal dan Hisab oleh Pemerintah RI.
"Dilaporkan tadi, bahwa semuanya, berdasarkan hitungan hisab menyatakan bahwa posisi hilal itu ada pada ketinggian diatas 2 derajat. Bahkan beberapa di atas 3 derajat," ungkap Menag dalam jumpa persnya.
Menurut dia ini berdasarkan laporan pelaksanaan rukyat hilal yang diadakan di 111 titik, seluruh wilayah tanah air.
Dilaporkan, bahwa setidaknya ada 9 orang dari 3 titik yang berbeda yakni Gresik, Pelabuhan Ratu, dan Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Kesembilan orang inilah yang menyatakan telah menyaksikan, melihat hilal.
"Maka atas dasar laporan-laporan tersebut maka para peserta sidah Itsbat bersepakat untuk menetapkan 1 Syawal 1435 H jatuh pada besok hari, Senin 28 Juli 2014," ungkap Menag.
Dalam pemaparan posisi Hilal Awal Syawal 1435 H, Cecep Nurwendaya, anggota Tim Hisab Rukyat dari Planetarium Jakarta menjelaskan dalam peredarannya mengelilingi bumi dan matahari, bagian bulan yang terkena cahaya matahari senantiasa berubah.
Saat bulan memiliki bujur ekliptika yang sama dengan matahari, akan terjadi konjungsi (ijtima') yang ditandai dengan menghilangnya bulan jika dilihat dari bumi.
Tak lama setelah konjungsi tersebut, bulan bergeser dan sebagian kecil dari bulan mulai terkena sinar matahari. Pada saat itulah, dari bumi akan terlihat bulan sabit yang sangat tipis.
Dan jelas dia, konjungsi (ijtima') bulan ini terjadi pada Minggu (27/07/14) pada pukul 05.42 WIB.
Keputusan ini diambil pemerintah setelah menggelar sidang Itsbat Syawal 1435 H di Kantor Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (27/7/2014), petang.
Penetapan 1 Syawal ini dilakukan melalui pengamatan bulan sabit muda (hilal) yang sesuai dengan fatwa MUI No. 2 Tahun 2004 tentang penetapan Syawal dan Dzulhijjah dilakukan berdasarkan metode Rukyatul Hilal dan Hisab oleh Pemerintah RI.
"Dilaporkan tadi, bahwa semuanya, berdasarkan hitungan hisab menyatakan bahwa posisi hilal itu ada pada ketinggian diatas 2 derajat. Bahkan beberapa di atas 3 derajat," ungkap Menag dalam jumpa persnya.
Menurut dia ini berdasarkan laporan pelaksanaan rukyat hilal yang diadakan di 111 titik, seluruh wilayah tanah air.
Dilaporkan, bahwa setidaknya ada 9 orang dari 3 titik yang berbeda yakni Gresik, Pelabuhan Ratu, dan Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Kesembilan orang inilah yang menyatakan telah menyaksikan, melihat hilal.
"Maka atas dasar laporan-laporan tersebut maka para peserta sidah Itsbat bersepakat untuk menetapkan 1 Syawal 1435 H jatuh pada besok hari, Senin 28 Juli 2014," ungkap Menag.
Dalam pemaparan posisi Hilal Awal Syawal 1435 H, Cecep Nurwendaya, anggota Tim Hisab Rukyat dari Planetarium Jakarta menjelaskan dalam peredarannya mengelilingi bumi dan matahari, bagian bulan yang terkena cahaya matahari senantiasa berubah.
Saat bulan memiliki bujur ekliptika yang sama dengan matahari, akan terjadi konjungsi (ijtima') yang ditandai dengan menghilangnya bulan jika dilihat dari bumi.
Tak lama setelah konjungsi tersebut, bulan bergeser dan sebagian kecil dari bulan mulai terkena sinar matahari. Pada saat itulah, dari bumi akan terlihat bulan sabit yang sangat tipis.
Dan jelas dia, konjungsi (ijtima') bulan ini terjadi pada Minggu (27/07/14) pada pukul 05.42 WIB.