Badan Pengawas Obat Bius PBB mengeluarkan peringatan atas meluasnya peredaran jenisobat bius baru sintetis dijual bebas tapi sesungguhnya mematikan. Jenis obat bius ini berkembang di Asia termasuk Indonesia.
Zat seperti itu “bisa jauh lebih berbahaya daripada obat-obat bius tradisional,” kata badan itu dalam sebuah pernyataan yang mereka sampaikan bersama laporan tahunan. “Nama-nama jalanan seperti: spice, meow-meow dan bath salts, bisa menyesatkan anak-anak muda untuk percaya bahwa mereka sedang terlibat dalam kesenangan dengan risiko rendah.
Ringkasan laporan enam halaman yang dikeluarkan Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa “sistem pengawasan obat bius internasional telah terperosok, untuk pertama kalinya, di bawah kecepatan dan kreativitas pertumbuhan yang sangat cepat dari teknologi obat bius.
Meningkat di Asia Termasuk Indonesia Laporan itu mengatakan bahwa hingga pertengahan 2012, ada 251 laporan dari seluruh dunia mengenai peredaran obat sejenis, naik dari tahun 2009 yang hanya ada 166 laporan. Masalahnya, kata laporan itu adalah pada saat pemerintah memberlakukan larangan, pabrik-pabrik dengan cepat memproduksi varian baru obat bius.
Hampir 5 persen warga Uni Eropa berusia antara 15 hingga 24 tahun pernah mencoba obat-obatan semacam itu, demikian kata PBB.
Di Amerika Serikat, 158 jenis obat sintetis beredar selama 2012, dua kali lebih banyak daripada Uni Eropa, dan jumlah pengguna juga berkembang di Asia Timur dan Asia Tenggara, termasuk Cina, Indonesia, Jepang, Filipina, Thailand dan Vietnam.
Gil Kerlikowske, direktur kantor PBB untuk Kebijakan Pengawasan Obat Bius, mengatakan bahwa Amerika menghadapi “tantangan terus menerus dengan penyalahgunaan resep obat dan jenis obat bius sintetis baru.“ Namun mereka juga mencatat sukses, karena berdasarkan data, pengguna kokain di Negara itu turun 50 persen sejak 2006.
Kepala Badan PBB untuk urusan obat bius, Yury Fedotov mengatakan bahwa pada saat penggunaan dan produksi obat bius stabil dalam beberapa tahun belakangan, konsumsi obat bius masih membunuh 200 ribu orang setiap tahun.
Bagaimanapun, badan PBB mengurangi perkiraan mereka tentang jumlah orang yang menyuntikkan obat dan mereka yang hidup dengan HIV di seluruh dunia karena suntikan tersebut.
Mereka mengatakan 14 juta orang yang berusia antara 16 hingga 65 tahun menyuntikkan obat dan diantara mereka --1,6 juta diantaranya terinfeksi virus sebagai akibat suntikan -- angka ini berkurang 12 hingga 46 persen dibanding periode yang sama lima tahun lalu.
Fakta Obat Bius Dunia Dalam temuan lainnya, badan itu melaporkan:
- Pengguna heroin dan opium masih tetap ada di kisaran 16,4 juta orang, atau 0,4 persen dari populasi dewasa dunia.
- Penggunaan heroin kelihatannya turun di Eropa, karena para pengguna semakin tua dan karena pengawasan obat bius yang semakin ketat.
- Pengguna kokain meski masih jarang, kelihatannya mulai bertambah di Cina dan Hongkong sebagaimana ditunjukkan oleh penyitaan obat-obatan, bersamaan dengan pertumbuhan masyarakat yang semakin makmur.
- Pengguna kokain di Amerika turun 40 persen antara 2006 hingga 2011, akibat berkurangnya produksi di Kolombia, penegakan hukum yang lebih efektif dan meletusnya perang diantara kartel-kartel obat bius.
- Penyitaan obat bius jenis amphetamine meningkat 66 persen pada tahun 2011 dibandingkan tahun sebelumnya, dan mencapai 123 ton.
- Pengguna “ecstasy” salah satu obat bius itu, menurun secara global, tapi tampaknya mulai berkembang di Eropa.