Berikut ini beberapa dari sekian banyak ajaran beliau Syeks Siti Jenar, sengaja saya hanya posting beberapa ajaran beliau.
023. Janganlah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah keberadaan Allah. Disebut Imannya Iman.
024. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah tempat manunggalnya Allah. Disebut Imannya Tauhid.
025. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah sifatnya Allah. Disebut Imannya Syahadat.
026. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah kewaspadaan Allah. Disebut Imannya Ma’rifat.
027. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah menghadap Allah. Disebut Imannya Shalat.
028. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah kehidupannya Allah. Disebut Imannya Kehidupan.
029. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah kepunyaan dan keagungan Allah. Disebut Imannya Takbir.
030. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, sebab engkau adalah pertemuan Allah. Disebut Imannya Saderah.
031. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah kesucian Allah. Disebut Imannya Kematian.
032. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, sebab engkau adalah wadahnya Allah. Disebut Imannya Junud.
033.  Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah  
bertambahnya nikmat dan anugrah Allah. Disebut Imannya Jinabat.
034. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah asma Nama Allah. Disebut Imannya Wudlu.
035. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah ucapan Allah. Disebut Imannya Kalam.
036. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah juru bicara Allah. Disebut Imannya Akal.
037.  Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah 
wujud  Allah, yaitu tempat berkumpulnya seluruh jagad makrokosmos, dunia
  akhirat, surga neraka,arsy kursi, loh kalam, bumi langit, manusia, 
jin,  iblis laknat, malaikat, nabi, wali, orang mukmin, nyawa semua, itu
  berkumpul di pucuknya jantung, yang disebut alam khayal (ala 
al-khayal).  Disebut Imannya Nur Cahaya.
038.  Yang disebut kodrat itu yang berkuasa, tiada yang mirip atau yang 
 menyamai. Kekuasannya tanpa piranti, keadaan wujudnya tidak ada baik  
luar maupun dalam merupakan kesatuan, yang beraneka ragam.
039.  Iradat artinya kehendak yang tiada membicarakan, ilmu untuk 
mengetahui  keadaan, yang lepas jah dari panca indra bagaikan anak 
gumpitan lepas  tertiup.
040.  Inilah maksudnya syahadat: Asyhadu berarti jatuhnya rasa, Ilaha 
berarti  kesetian rasa, Ilallah berarti bertemunya rasa, Muhammad 
berartihasil  karya yang maujud dan Pangeran berarti kesejatian hidup.
041.  Mengertilah bahwa sesungguhnya inisyahadat sakarat, jika tidak 
tahu  maka sakaratnya masih mendapatkan halangan, hidupnya dan matinya 
hanya  sperti hewan.
042.  Syahadat allah, allah badan lebur menjadi nyawa, nyawa lebur 
menjadi  cahaya, cahaya lebur menjadi roh, roh lebur menjadi rasa, rasa 
lebur  sirna kembali kepada yang sejati, tinggalah hanya Allah semata 
yang  abadi dan terkematian. (Terjemahan dalam Bahasa Indonesia).
043.  Syahadat Ananing Ingsun, Asyhadu keberadaan-KU, La Ilaha bentuk  
wajahku, Ilallah Tuhanku, sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Aku, yaitu
  badan dan nyawa seluruhnya.  (Terjemahan dalam Bahasa Indonesia).
044.  Syahadat Panetep Panatagana yaitu, yang menjdai bertempatnya 
Allah,  menghadap kepada Allah, bayanganku adalah roh Muhammad, yaitu 
sejatinya  manusia, yaitu wujudnya yang sempurna. (Terjemahan dalam 
Bahasa  Indonesia).
045.  Kenikmatan mati tak dapat dihitung ….tersasar, tersesat, lagi  
terjerumus, menjadikan kecemasan, menyusahkan dalam patihnya, justru  
bagi ilmu orang remeh…..
046.  Segala sesuatu yang wujud, yang tersebar di dunia ini, 
bertentangan  denga sifat seluruh yang diciptakan, sebab isi bumi itu 
angkasa yang  hampa.
047.  Shalat limakali sehari adalah pujian dan dzikir yang merupakan  
kebijaksanaan dalam hati menurut kehendak pribadi. Benar atau salah  
pribadi sendiri yang akan menerima, dengan segala keberanian yang  
dimiliki.
048.  Pada permulaan saya shalat, budi saya mencuri, pada waktu saya 
dzikir,  budi saya melepaskan hati, menaruh hati kepada seseorang, 
kadang-kadang  menginginkan keduniaan yang banyak, lain dengan Dzat Maha
 yang bersama  diriku, Nah, saya inilah Yang Maha Suci, Dzat Maulana 
yang nyata, yang  tidak dapat dipikirkan dan tidak dapat dibayangkan.
050. Tiada pernah saya menuruti perintah budi, bersujud-sujud di masjid 
 mengenakan jubah, pahalanya besok saja, bila dahi sudah menjadi tebal, 
 kepala, berbelang. Sesungguhnya hal itu tidak masuk akal. Di dunia ini 
 semua manusia adalah sama. Mereka semua mengalami suka duka, menderita 
 sakit dan duka nestapa, tiada bedanya satu dengan yang lain. Oleh 
karena  itu saya, Siti Jenar, hanya setia pada satu hal, saja, yaitu 
Gusti Dzat  Maulana.
051. ….Gusti Dzat Maulana. Dialah yang luhur dan sangat sakti, yang  
berkuasa Maha Besar, lagi pula memiliki dua puluh sifat, kuasa atas  
segala kehendak-Nya. Dialah Maha Kuasa pangkal mula segala ilmu, Maha  
Mulia, Maha Indah, Maha Sempurna, Maha Kuasa, Rupa warna-nya tanpa  
cacat, seperti hamba-Nya. Di dalam raga manusia ia tiada tanpak. Ia  
sangat sakti menguasai segala yang terjadi, dan menjelajahi seluruh alam
  semesta, Ngindraloka.
052. Hyang Widi, wjud yang tak tampak oleh mata, mirip dengan ia  
sendiri, sifat-sifatnya mempunyai wujud, sperti penampakan raga yang  
tiada tanpak. Warnanya melambangkan keselamatan, tetapi tanpa cahaya  
atau teja, halus, lurus terus menerus, menggambarkan kenyataan tiada  
dusta, ibaratnya kekal tiada bermula, sifat dahulu yang meniadakan  
permulaan, karena asal diri pribadi.
054. Syekh Siti Jenar mengetahui benar di mana kemusnahan anta ya mulya,
  yaitu Dzat yang melanggengkan budi, berdasarkan dalil ramaitu, ialah  
dalil yang dapat memusnahkan beraneka ragam selubung, yaitu dapat lepas 
 bagaikan anak panah, tiada dapat diketahui di mana busurnya. Syari’at, 
 tarekat, hakekat, dan ma’rifat musnah tiada terpikirkan. Maka sampailah
  Syekh Siti Jenar di istana sifat yang sejati.
 055. Kematian ada dalam hidup, hidup ada dalam mati. Kematian adalah  
hidup selamanya yang tidak mati, kembali ke tujuan dan hidup langgeng  
selamanya, dalam hidup ini adalah ada surga dan neraka yang tidak dapat 
 ditolak oleh manusia. Jika manusia masuk surga berarti ia senang, bila 
 manusia bingung, kalut, risih, muak, dan menderita berarti ia masuk  
neraka. Maka kenikmatan mati tak dapat dihitung.
056. Hidup itu  bersifat baru dan dilengkapi dengan panca indera. Panca 
indera ini  merupakan barang pinjaman, yang jika sudah diminta oleh yang
 mempunyai,  akan menjadi tanah dan membusuk, hancur lebur bersifat 
najis. Oleh  karena itu panca indera tidak dapat dipakai sebagai pedoman
 hidup.  Demikian pula budi, pikiran, angan-angan dan kesadaran, berasal
 dari  panca indera, tidak dapat dipakai sebagai pegangan hidup. Akal 
dapat  menjadi gila, sedih, bingung, lupa, tidur dan sering kali tidak 
jujur.  Akal itu pula yang siang malam mengajak kita berbuat dengki, 
bahkan  merusak kebahagiaan orang lain. Dengki juga akan menimbulkan 
kejahatan,  kesombongan yang pada akhirnya membawa manusia ke dalam 
kenistaan dan  menodai citranya. Kalau sudah sampai sedemikian parahnya 
manusia  biasanya baru menyesali perbuatannya.
057.  Apakah tidak tahu bahwa penampilan bentuk daging, urat, tulang, 
dan  sumsum busa rusak dan bagaimana cara Anda memperbaikinya. Biarpun  
bersembahyang seribu kali setiap barinya akhirnya mati juga. Meskipun  
badan Anda, Anda tutupi akhirnya kena debu juga. Tetapi jika penampilan 
 bentuknya seperti Tuhan, apakah para wali dapat membawa pulang  
dagingnya, saya rasa tidak dapat. Alam semesta ini adalah baru. Tuhan  
tidak akan membentuk dunia ini dua kali dan juga tidak akan membuat  
dunia ini dua kali dan juga tidak akan membuat tatanan baru.
058.  Segala sesuatu yang terjadi di alam ini pada hakikatnya adalah  
perbuatan Allah. Berbagai hal yang dinilai baik maupun buruk pada  
hakikatnya adalah dari Allah juga. Jadi sangat salah besar bila ada yang
  menganggap bahwa yang baik itu dari Allah dan yang buruk adalah dari  
selain Allah. Oleh karena itu Af’al allah harus dipahami dari dalam dan 
 dari luar diri manusia. Misalnya saat manusia menggoreskan pensil, di  
situlah terjadi perpaduan dua kemampuan kodrati yang dipancarkan oleh  
Allah kepada makhluk-Nya, yaitu kemampuan gerak pensil. Tanah yang  
terlempar dari tangan seseorang itu adalah berdasar kemampuan kodrati  
gerak tangan seseorang, ”maksudnya bukanlah engkau yang melempar,  
melainkan allah yang melempar ketika engkau melempar.
059. Di dunia ini  kita merupakan mayat-mayat yang cepat juga akan 
menjadi rusak dan  bercampur tanah. Ketahuilah juga bahwa apa yang 
dinamakan kawulo-gusti  tidak berkaitan dengan seorang manusia biasa 
seperti yang lain-lain.  Kawulo dan Gusti itu sudah ada dalam diriku, 
siang dan malam tidak dapat  memisahkan diriku dari mereka. Tetapi hanya
 untuk saat ini nama  kawula-gusti itu belaku, yakni selama saya mati. 
Nanti kalau saya sudah  hidup lagi, gusti dan kawulo lenyap, yang 
tinggal hanya hidupku sendiri,  ketentraman langgeng dalam Anda sendiri.
 Bial kamu belum menyadari  kata-kataku, maka dengan tepat dapat 
dikatakan bahwa kamu masih terbenam  dalam masa kematian. Di sini memang
 terdapat banyak hihuran macam  warna. Lebih banyak lagi hal-hal yang 
menimbulkan hawa nafsu. Tetapi kau  tidak melihat, bahwa itu hanya 
akibat panca indera. Itu hanya impian  yang sama sekali tidak mengandung
 kebenaran dan sebentar lagi akan cepat  lenyap. Gilalah orng yang 
terikat padanya. Saya tidak merasa tertarik,  tak sudi tersesat dalam 
kerajaan kematian, satu-satunya yang ku usahakan  ualah kembali kepada 
kehidupan.
060.  Bukan kehendak, angan-angan, bukan ingatan, pikir atau niat, hawa 
 nafsupun bukan, bukan juga kekosongan atau kehampaan, penampilanku 
bagai  mayat baru, andai menjadi gusti jasadku dapat busuk bercampur 
debu,  napsu terhembus ke segala penjuru dunia, tanah, api, air kembali 
sebagai  asalnya, yaitu kembali menjadi baru.
061.  Bumi, langit dan sebagainya adalah kepunyaan seluruh manusia.  
Manusialah yang memberi nama. Buktinya sebelum saya lahir tidak ada.
062.  Sesungguhnya pada hakikatnya tidak ada perbedaan antara ajaran 
Islam  dengan Syiwa Budha. Hanya nama, bahasa, serta tatanan yang 
berbeda.  Misalnya dalam Syiwa Budha dikenal Yang Maha Baik dan Pangkal 
 Keselamatan, sementara dalam Islam kita mengenal Allah al Jamal dan as 
 Salam. Jika Syiwa dkenal sebagai pangkal penciptaan yang dikenal dengan
  Brahmana maka dalam Islam kita mengenal al Khaliq.         Syiwa  
sebagai penguasa makhluk disebut Prajapati, maka dalam Islam kita  
mengenal al Maliku al Mulki. Jika Syiwa Maha Pemurah dan Pengasih  
disebut Sankara, maka dalam Islam kita mengena ar-Rahman dan ar-Rahim.
063.  Kehilangan adalah kepedihan. Berbahagialah engkau, wahai musafir 
papa,  yang tidak memiliki apa-apa maka tidak akan pernah kehilangan 
apa-apa.
064.  Jika engkau kagum kepada seseorang yang engkau anggap Wali Allah, 
 jangan engkau terpancang pada kekaguman akan sosok dan perilaku yang  
diperbuatnya. Sebab saat seseorang berada pada tahap kewalian, maka  
keberadaab dirinya sebagi manusia telah lenyap, tenggelam ke 
dalam          al Waly.
065.  Kewalian bersifat terus menerus, hanya saja saat tenggelam dalam 
al  Waly. Berlangsungnya Cuma beberapa saat. Dan saat tenggelam ke dalam
 al  Waly itulah sang wali benar-benar menjadi pengejawantahan al Waly. 
 Lanaran itu sang wali memiliki kekeramatan yang tidak bisa diukur 
dengan  akal pikiran manusia, dimana karamah itu sediri pada hakekatnya 
 pengejawantahan al Waly. Dan lantaran itu pila yang dinamakan karamah  
adalah sesuatu diluar kehendak sang wali pribadi. Semua itu semata-mata 
 kehendak-Nya mutlak.
066.  Kekasih Allah itu ibarat cahaya. Jika ia berada di kejahuan, 
kelihatan  sekali terangnya. Namun jika cahaya itu didekatkan ke mata, 
mata kita  akan silau dan tidak bisa melihatnya dengan jelas. Semakin 
dekat cahaya  itu kemata maka kita akan semakin buta tidak bisa 
melihatnya.
067.  Engkau bisa melihat cahaya kewalian pada diri seseorang yang jauh 
 darimu. Nemun engkau tidak bisa melihat cahaya kewalian yang memancar  
dari diri orang-orang yang terdekat denganmu.
068.  Saya hanya akan memberi sebuah petunjuk yang bisa digunakan untuk 
 meniti jembatam (shiratal mustaqim) ajaib ke arahnya. Saya katakan 
ajaib  karena jembatan itu bisa menjauhkan sekaligus mendekatkan jarak 
mereka  yang meniti dengan tujuan yang hendak dicapai.
069.  Bagi kalangan awan, istighfar lazimnya dipahami ebagai upaya 
memohon  ampun kepada Allah sehingga mereka memperoleh pengampunan. 
Tetapi bagi  para salik, istighfar adalah upaya pembebasan dari belenggu
 kekakuan  kepada Allah sehingga memperoleh ampun yang menyingkap tabir 
ghaib yang  menyelubungi manusia. Sesungguhnya di dalam asma al Ghaffar 
terangkum  makna Maha Pengampun dan juga Maha menutupi, Maha 
Menyembunyikan dan  Maha Menyelubungi.
070.  Semua itu terika itu benar, hanya nama dan caranya saja yang 
berbeda.  Justru ”cara” itu menjadi salah dan sesat ketika sang salik 
melihat  menilai terlalu tinggi ”cara” yang diikutinya sehinga menafikan
 ”cara”  yang lain.
071.  Semua rintangan manusia itu berjumlah tujuh, karena kita adalah 
makhluk  yang hidup di atas permukaan bumi. Allah membentangkan tujuh 
lapis  langit yang kokoh di atas kita, sebagaimana bumipun berlapis 
tujuh, dan  samuderapun berlapis tujuh. Bahkan neraka berlapis tujuh. 
Tidakkah anda  ketahui bahwa suragapun berjumlah tujuh. Tidakkah Anda 
ketahui bahwa  dalam beribadaaah kepada Allah manusia diberi piranti 
tujuh ayat yang  diulang-ulang dari Al-Quran untuk menghubungkang 
dengan-Nya? Tidakkah  Anda sadari bahwa saat Anda sujud anggota badan 
Anda yang menjadi  tumpuan?
072.  Di dunia manusia mati. Siang malam manusia berpikir dalam alam 
kematian,  mengharap-harap akan permulaan hidupnya. Hal ini mengherankan
 sekali.  Tetapi sesungguhnya manusia di dunia ini dalam alam kematian, 
sebab di  dunia ini banyak neraka yang dialami. Kesengsaraan, panas, 
dingin,  kebingungan, kekacauan, dan kehidupan manusia dalam alam yang 
nyata.
073.  Dalam alam ini manusia hidup mulia, mandiri diri pribadi, tiada  
diperlukan lantaran ayah dan ibu. Ia beberbuat menurut keingginan  
sendiri tiada berasal dari angin, air tanah, api, dan semua yang serba  
jasad. Ia tidak menginginkan atau mengaharap-harapkan kerusakan apapun. 
 Maka apa yang disebut Allah ialah barang baru, direka-reka menurut  
pikiran dan perbuatan.
074.  Orang-orang muda dan bodoh banyak yang diikat oleh budi, cipta 
iblis  laknat, kafir, syetan, dan angan-angan yang muluk-muluk, yang 
menuntun  mereka ke yang bukan-bukan. Orang jatuh ke dalam neraka dunia 
karena  ditarik oleh panca indera, menuruti nafsu catur warna : hitam, 
merah,  kuning, serta putih, dalam jumlah yang besar sekali, yang masuk 
ke dalam  jiwa raganya.
075.  Saya merindukan hidup saya dulu, tatkala saya masih suci tiada  
terbayangkang, tiada kenal arah, tiada kenal tempat, tiada tahu hitam,  
merah, putih, hijau, biru dan kuning. Kapankah saya kembali ke kehidupan
  saya yang dulu? Kelahiranku di dunia alam kematian itu demikian susah 
 payahnya karena saya memiliki hati sebagai orang yang mengandung sifat 
 baru.
076.  Kelahiranku di dunia kematian itu demikian susah payahnya karena 
saya  memiliki hati sebagai orang yang mengandung sifat baru.
077.  Keinginan baru, kodrat, irodat, samak, basar dan ngaliman 
)’aliman).  Betul-betul terasa amat berat di alam kematian ini. Panca 
pranawa kudus,  yaitu lima penerangan suci, semua sifat saya, baik yang 
dalam maupun  yang luar, tidak ada yang saya semuanya iti berwujud 
najis, kotor dan  akan menjadi racun. Beraneka ragam terdapat tersebut 
dalam alam kematian  ini. Di dunia kematian, manusia terikat oleh panca 
indera, menggunakan  keinginan hidup, yang dua puluh sifatnya, sehingga 
saya hampir  tergila-gila dalam dan kematian ini.
078.  Hidup itu bersifat baru dan dilengkapi dengan panca indera. Panca 
 indera ini merupakan barang pinjaman, yang jika sudah diminta oleh yang
  mempunyai, akan menjadi tanah dan membusuk, hancur lebur bersifat 
najis,  oleh karena itu panca indera tidak dapat dipakai sebagai pedoman
 hidup.  Demikian pula budi, pikiran, angan-angan dan kesadaran, berasal
 dari  panca indera, tidak dapat dipakai sebagai pandangan hidup. Akal 
dapat  menjadi gila, sedih, bingung, lupa, tidur dan sering kali tidak 
jujur.  Akal itu pula yang siang malam mengajak kita berbuat dengki, 
bahkan  merusak kebahagian orang lain. Dengki juga akan menimbulkal 
kejahatan,  kesombongan yang pada akhirnya membawa manusia ke dalam 
kenistaan dan  menodai citranya. Kalau sudah samapai sedemikian parahnya
 manuasia  biasanya baru menyesali perbuatannya.
079.  Apakah tidak tahu bahwa penampilan bentuk daging, urat, sungsum, 
bisa  merusak dan bagaimana cara anda memperbaikinya. Biarpun 
bersembahyang  seribu kali tiap harinya akhirnya mati juga. Meskipun 
badan anda, anda  tutupi akhirnya kena debu juga. Tetapi jika penampilan
 bentuknya seperti  Tuhan, apakah para wali dapat membawa pulang 
dagingnya, saya rasa tidak  dapat. Alam semesta ini adalah baru. Tuhan 
tidak akan membentuk dunia  ini dua kali dan juga tidak akan membuat 
tatanan baru.
080.  mayat-mayat berkeliaran kemana-mana, ke Utara dan ke Timur, 
mencari  makan dan sandang yang bagus dan permata serta perhiasan yang  
berkilauan, tanpa mengetahui bahwa mereka adalah mayat-mayat belaka.  
Yang naik kereta, dokar atau bendi itu juga mayat, meskipun seringkali  
ia berwatak keji terhadap sesamanya.
081.  Orang yang dihadapi oleh hamba sahayanya, duduk di kursi, kaya 
raya,  mempunyai tanah dan rumah yang mewah, mereka sangat senang dan 
bangga.  Apakah ia tidak tahu, bahwa semua benda yang terdapat di dunia 
akan  musnah menjadi tanah. Meskipun demikia ia bersifat sombong lagi 
congkak.  Oh, berbelas kasihan saya kepadanya. Ia tidak tahu akan 
sifat-sifat dan  citra dirinya sebagai mayat. Ia merasa dirinya yang 
paling cukup  pandai.
082. Di  alam kematian ada surga dan neraka, dijumpai untung serta sial.
 Keadaan  di dunia seperti ini menurut Syekh Siti Jenar, sesuai dengan 
dalil  Samarakandi ”al mayit pikruhi fayajitu kabilahu” artinya 
Sesungguhnya  orang yang mati, menemukan jiwa raga dan memperoleh pahala
 surga serta  neraka.
083.  ”Keadaan itulah yang dialami manusia sekarang” demikian pendapat 
Syekh  Siti Jenar, yang pada akhirnya Siti Jenar siang malam berusaha 
untuk  mensucikan budi serta menguasai ilmu luhur dengan kemuliaan jiwa.
084.  Di alam kematian terdapat surga dan neraka, yakni bertemu dengan  
kebahagian dan kecelakaan, dipenuhi oleh hamparan keduniawian. Ini cocok
  dengan dalil Samarakandi analmayit pikutri, wayajidu katibahu.  
Sesungguhnya orang mati itu akan mendapatkan raga bangkainya, terkena  
pahala surga serta neraka.
085.  Surga neraka tidaklah kekal dan dapat lebur, ataupun letaknya 
hanya  dalam rasa hati masing-masing pribadi, senang puas itulah surga, 
adapun  neraka ialah jengkel, kecewa dalam hati. Bahwa surga neraka 
terdapat dia  akhirat. Itulah hal yang semata khayal tidak termakan 
akal.
086.  Sesungguhnya, meurut ajaran Islam pun, surga dan neraka itu tidak 
 kekal. Yang menganggap kekal surga neraka itu adalah kalangan awam.  
Sesungguhnya mereka berdua wajib rusak dan binasa. Hanya Allah Dzat yang
  wajib abadi, kekal, langgeng, dan azali.
087.  Sesungguhnya, tempat kebahagian dan kemulian yang disebut swarga 
oleh  orang-orang Hindu-Budha, di dalam Islam disebut dengan nama Jannah
  (taman), yang bermakna tempat sangat menyenangkan yang di dalamnya 
hanya  terdapat kebahagian dan kegembiraan. Hampir mirip dengan swarga 
yang  dikenal di dalam Syiwa-Budha, di dalam Islam dikenal ada tujuh 
surga  besar yang disebut ’alailliyyin,al-Firdaus, al-Adn, an-Na’im, 
al-Khuld,  al-Mawa, dan Darussalam. Di surga-surga itulah amalan 
orang-orang yang  baik ditempatkan sesuai amal ibadahnya selam hidup di 
dunia.
088.  Sementara itu, tidak berbeda dengan ajaran Syiwa-Budha yang 
meyakini  adanya Alam Bawah, yaitu neraka yang bertingkat-tingkat dan 
jumlahnya  sebanyak jenis siksaan, Islam pun mengajarkan demikian. Jika 
dalam  ajaran Syiwa-Budha dikenal ada tujuh neraka besar yaitu, Sutala, 
Wtala,  Talata, Mahatala, Satala, Atala, dan Patala. Maka dalam Islam 
juga  dikenal tingkatan neraka yaitu, Jahannam, Huthama, Hawiyah, Saqar,
  Jahim, dal Wail.
089.  Sebetulnya yang disebut awal dan akhir itu berda dalam cipta kita 
 pribadi, seumpama jasad di dalam kehidupan ini sebelum dilengkapi 
dengan  perabot lengkap, seperti umur 60 tahun, disitu masih disebut 
sebagai  awal, maka disebut masyriq (timur) yang maknanya mengangkat 
atau awal  penetapan manusia, serta genapnya hidup.
090.  Yang saya sebut Maghrib (Barat) itu penghabisan, maksudnya saat  
penghabisan mendekati akhir, maksudnya setelah melali segala hidup di  
dunia. Maka, sejatinya awal itu memulai, akhir mengakhiri. Jika memang  
bukan adanya zaman alam dunia atau zaman akhirat, itu semua masih dalam 
 keadaan hidup semua.
091. Untuk keadaan  kematian saya sebut akhirat, hanyalah bentuk dari 
bergantinya keadaan  saja. Adapun sesungguhnya mati itu juga kiamat. 
Kiamat itu perkumpulan,  mati itu roh, jadi semua roh itu kalau sudah 
menjadi satu hanya tinggal  kesempurnaannya saja.
092.  Moksanya roh saya sebut mati, karena dari roh itu terwujud 
keberadaan  Dzat semua, letaknya kesempurnaan roh itu adalah musnahnya 
Dzat. Akan  tetapi bagi penerapan ma’rifat hanya yang waspada dan tepat 
yang bisa  menerapkan aturannya. Disamping semua itu, sesungguhnya 
semuanya juga  hanya akan kembali kepada asalnya masing-masing.
093.  Ketahuilah, bahwa surga dan neraka itu dua wujud, terjadinya dari 
 keadaan, wujud makhluk itu dari kejadian. Surga dan neraka sekarang  
sudah tampak, terbentuk oleh kejadian yang nyata.
094.  Saya berikan kiasan sebagai tanda bukti adanya surga, sekarang ini
 sama  sekali berdasarkan wujud dan kejadian di dunia. Surga yang luhur 
itu  terletak dalam perasaan hati yang senang. Tidak kurang orang duduk 
dalam  kereta yang bagus merasa sedih bahkan menangis tersedu-sedu, 
sedang  seorang pedagang keliling berjalan kaki sambil memikul barang  
dangangannya menyanyi sepanjang jalan. Ia menyanyikan berbagai macam  
lagu dengan suara yang terdengar mengalun merdu, sekalipun ia memikul,  
menggendong, menjinjing atau menyunggi barang dagangannya pergi ke  
Semarang. Ia itu menemukan surganya, karena merasa senang dan bahagia.  
Ia tidur di rumah penginapan umum, berbantal kayu sebagai kalang kepala,
  dikerumuni serangga penghisap darah, tetapi ia dapat tidur nyenyak.
095.  Orang disurga segala macam barang serba ada, kalau ingin bepergian
  serba enak, karena kereta bendi tersedia untuk mondar-mandir kemana  
saja. Tetapi apabila nerakanya datang, menangislah ia bersama istri atau
  suaminya dan anak-anaknya.
096.  Manusia yang sejati itu ialah yang mempunyai hak dan kekuasaan 
Tuhan  yang Maha Kuasa, serta mandiri diri pribadi. Sebagai hamba ia 
menjadi  sukma, sedang Hyang Sukma menjadi nyawa.  Hilangnya nyawa 
bersatu padu dengan hampa dan kehampaan ini meliputi alam semesta.
097.  Adanya Allah karena dzikir, sebab dengan berdzikir orang menjadi 
tidak  tahu akan adanya Dzat dan sifat-sifatnya. Nama untuk menyebut 
Hyang  Manon, yaitu Yang Maha Tahu, menyatukan diri hingga lenyap dan 
terasa  dalam pribadi. Ya dia ya saya. Maka dalam hati timbul gagagasan,
 bahwa  ia yang berdzikir menjadi Dzat yang mulia. Dalam alam 
kelanggengan yang  masih di dunia ini, dimanapun sama saja, hanya 
manusia yang ada. Allah  yang dirasakan adanya waktu orang berdzikir, 
tidak ada, jadi gagasan  yang palsu, sebab pada hakikatnya adanya Allah 
yang demikian itu hanya  karena nama saja.
098.  Manusia yang melebihi sesamanya, memiliki dua puluh sifat, 
sehingga  dalam hal ini antara agama Hindu-Budha Jawa dan Islam sudah 
campur. Di  samping itu roh dan nama sudah bersatu. Jadi tiada kesukaran
 lagi  mengerti akan hal ini dan semua sangat mudah dipahami.
099.  Manusia hidup dalam alam dunia ini hanya mengadapai dua masalah 
yang  saling berpasangan, yaitu baik buruk berpasangan dengan kamu, 
hidup  berjodoh dengan mati, Tuhan berhadapan dengan hambanya.
100.  Orang hidup tiada mersakan ajal, orang berbuat baik tiada 
merasakan  berbuat buruk dan jiwa luhur tiada bertempat tinggal. 
Demikianlah  pengetahuan yang bijaksana, yang meliputi cakrawala 
kehidupan, yang  tiada berusaha mencari kemuliaan kematian, hidup 
terserah kehendak  masing-masing.
101.  Keadaan hidup itu berupa bumi, angkasa, samudra dan gunung 
seisinya,  semua yang tumbuh di dunia, udara dan angin yang tersebar di 
mana-mana,  matahari dan bulan menyusup di langit dan keberadaan manusia
 sebagai  yang terutama.
102. Allah bukan johor manik, yaitu ratna mutu manikam, bukan jenazah dan rahasia yang gaib. Syahadat itu kepalsuan.
103. akhirat di dunia ini tempatnya. Hidup dan matipun hanya didunia ini.
104.  Bayi itu berasal dari desakan. Setelah menjadi tua menuruti kawan.
  Karena terbiasa waktu kanak-kanak berkumpul dengan anak, setelah tua  
berkumpul dengan orang tua. Berbincang-bincanglah mereka tentang nama  
sunyi hampa, saling bohong membohongi, meskipun sifat-sifat dan wujud  
mereka tidak diketahui.
105. Takdir itu tiada kenal mundur, sebab semuanya itu ada dalam kekuasaan Yang Murba Wasesa yang menguasai segala kejadian.
106.  Orang mati tidak akan merasakan sakit, yang merasakan sakit itu 
hidup  yang masih mandiri dalam raga. Apabila jiwa saya telah melakukan 
 tugasnya, maka dia akan kembali ke alam aning anung, alam yang tentram 
 bahagia, aman damai dan abadi. Oleh karena itu saya tidak takut akan  
bahaya apapun.
107. Menurut pendapat saya. Yang disebut ilmu itu ialah segala sesuatu yang tidak kelihatan oleh mata.
108.  Mana ada Hyang Maha Suci? Baik di dunia maupun di akhirat sunyi. 
Yang  ada saya pribadi. Sesungguhnya besok saya hidup seorang diri tanpa
 kawan  yang menemani. Disitulah Dzatullah mesra bersatu menjadi saya.
109. Karena saya di dunia ini  mati, luar dlam saya sekarang ini, yang di dalam hidupku besok, yang di luar kematianku sekarang.
110.  Orang yang ingin pulang ke alam kehidupan tidak sukar, lebih-lebih
 bagi  murid Siti Jenar, sebab ia sudah paham dengan mengusai 
sebelumnya. Di  sini dia tahu rasanya di sana, di sana dia tahu rasanya 
di sini.
111.  Tiada bimbang akan manunggalnya sukma, sukma dalam kehingan, 
tersimpan  dati sanubari, terbukalah tirai, tak lain antara sadar dan 
tidur, ibarat  kaluar dari mimpi, menyusupi rasa jati.
112. Manusia tidak boleh memiliki daya atau keinginan yang buruk dan jelek.
113. Manusia tidak boleh berbohong.
114. Manusia tidak boleh mengeluarkan suara yang jorok, buruk, saru, tidak enak didengar, dan menyakiti orang lain.
117. Manusia tidak boleh mengkhianati terhadap sesama manusia.
118. manusia tidak boleh meminum air yang tidak mengalir.
119. Manusia tidak boleh membuat dengki dan iri hari.
120. Manusia tidak boleh membuat fitnah.
121. Manusia tidak boleh membunuh seluruh isi jagad.
122. manusia tidak boleh memakan ikan atau daging dari hewan yang rusuh, tidak patut, tidak bersisik, atau tidak berbulu.
123.  Bila jiwa badan lenyap, orang menemukan kehidupan dalam sukma yang
  sungguh nyata dan tanpa bandingan. Ia dapat diumpamakan dengan isinya 
 buah kamumu. Pramana menampilkannya manunggal dengan asalnya dan  
dilahirkan olehnya.
124.  tetapi yang kau lihat, yang nampaknya sebagai sebuah boneka penuh 
 mutiara bercahaya indah, yang memancarkan sinar-sinar bernyala-nyala,  
itu dinamakan pramana. Pramana itu kehidupan badan. Ia manunggal dengan 
 badan, tetapi tidak ambail bagian dalam suka dan dukanya. Ia berada di 
 dalam badan.
125.  Tanpa turut tidur dan makan tanpa menderita kesakitan atau 
kelaparan.  Bila ia terpisah dari badan, maka badan ikut tertinggal 
tanpa daya,  lemah. Pramana itulah yang mampu mengemban rasa, karena ia 
dihidupi oleh  sukma. Kepadanya diberi anugrah mengemban kehidupan yang 
dipandang  sebagai rahasia rasa nya Dzat.
126.  Penggosokan terjadi karena digerakkan oleh agin. Dari kayu yang 
menjadi  panas muncullah asap, kemudian api. Api maupun asap keluar dari
 kayu.  Perhatikanlah saat permulaan segala sesuatu, segala yang dapat 
diraba  dengan panca indera, keluar dari yang tidak kelihatan 
tersembunya…..
127.  Ada orang yang menyepi dipantai. Mereka melakukan konsentrasi di 
tepi  laut. Buka dua hal yang mereka pikirkan. Hanya Pencipta semesta 
alam  yang menjdai pusat perhatiannya. Karena kecewa belum dapat 
berjumpa  dengan-Nya, maka mereka lupa makan dan tidur.
128.  Badan jasmani disebut cermin lahir, karena merupakan cermin jauh 
dari  apa yang dicari dalam mencerminkan wajah dia yan ber-paes. Cermin 
batin  jauh lebih dekat.
129.  Siang malam terus menerus mereka lakukan shalat. Dengan tiada 
hentinya  terdengarlah pujian dan dzikir mereka. Dan kadang mereka 
mencari tempat  lain dan melakukan konsentrasi di kesunyian hutan. Luar 
biasalah usaha  mereka, hanya Penciptalahyang menjadi pusat 
pandangannya.
130.  Badan cacat kita cela, keutamaan kerendahan hati kita puji, tetapi
  keadaan kita ialah digerakkan dan didorong olek sukma. Tetapi sukma  
tidak tampak, yang nampak hanya adan.
131.  Cermin batin itu bukanlah cermin yang dipakai orang-orang biasa. 
Cermin  ini sangat istemewa, karena mendekati kenyataan. Bila kau 
mengetahui  badan yang sejati itulah yang dinamakan kematian terpilih.
132. Bila engkau melihat badanmu, Aku turut dilihat … Bila kau tidak memandang dirimu begitu, kau sungguh tersesat.
133.  Sukma tidak jauh dari pribadi. Ia tinggal di tempat itu jua. Ia 
jauh  kalau dipandang jauh, tetapi dekat kalau dianggap dekat. Ia tidak 
 kelihatan, karean antara Dia dan manusia terdapat kekuadaan-Nya yang  
meresapi segala-galanya.
134.  Hyang Sukma Purba menyembunyikan Diri terhadap peglihatan, 
sehingga ia  lenyap sama sekali dan tak dapat dilihat. Kontemplasi 
terhadap Dia yang  benar lenyap dan berhenti. Jalan untuk menemukan-Nya 
dilacak kembali  dari puncak gunung.
135.  Tetapi Hyang Sukma sendiri tidak dapat dilihat. Cepat orang turun 
dari  gunung dan dengan seksama orang melihat ke kiri ke kanan. Namun 
Dia  tidak ditemukan, hati orang itu berlalu penuh duka cita dan 
kerinduan.
136.  Hendaklah waspada terhadap penghayatan roroning atunggil agar 
tiada  ragu terhadap bersatunya sukma, pengahayatan ini terbuka di dalam
  penyepian, tersimpan di dalam kalbu. Adapun proses terungkapnya tabir 
 penutup alam gaib, laksana terlintasnya dlam kantuk bagi orang yang  
sedang mengantuk. Penghayatan gaib itu datang laksana lintasan mimpi.  
Sesungguhnya orang yang telah menghayati semacam itu berarti telah  
menerima anugrah Tuhan. Kembali ke alam sunyi. Tiada menghiraukan  
kesenangan duniawi. Yang Maha Kuasa telah mencakup pada dirinya. Dia  
telah kembali ke asal mulanya…..
137.  Mati raga orang-orang ulama yang mengundurkan diri di dalam 
kesunyian  hutan ialah hanya memperhatikan yang satu itu tanpa 
membiarkan pandangan  mereka menyinpang. Mereka tidak menghiraukan 
kesukaran tempat tinggal  mereka hanya Dialah yang melindungi badan 
hidup mereka yang  diperlihatkan. Tak ada sesuatu yang lain yang mereka 
pandang, hanya Sang  Penciptalah yang mereka perhatikan.
138.    Yang  menciptakan mengemudi dunia adalah tanpa rupa atau suara. 
Kalbu manusia  yang dipandang sebagai wisma-Nya. Carilah Dia dengan 
sungguh-sungguh,  jangan sampai pandanganmu terbelah menjadi dua. 
Peliharalah baik-baik  iman kepercayaanmu dan tolaklah hawa nafsumu.
139.  Bila kau masih menyembah dan memuji Tuhan dengan cara biasa, kau 
baru  memiliki pengetahuan yang kurang sempurna. Jangan terseyum 
seolah-olah  kau sudah mengerti, bila kau belum mengetahui ilmu sejati. 
Itu semua  hanya berupa tutur kata. Adapun kebenaran sejati ialah 
meninggalkan  sembah dan pujian yang diungkapkan dengan kata-kata.
140.  Sembah dan puji sempurna ialah tidak memandang lagi adanya Tuhan, 
serta  mengenai adanya sendiri tidak lagi dipandang. Papan tulis dan 
tulisan  sudah lebur, kualitas tak ada lagi. Adamu tak dapat diubah. 
Lalu apa  yang masih mau dipandang. Tiadak ada lagi sesuatu. Maklumilah.