Debu komet Halley akan menyala dan menghujani Bumi malam ini. Manusia di Bumi bisa melihat partikel-partikel debu tersebut bersinar dalam peristiwa hujan meteor Orionid.
Hujan debu komet Halley atau hujan meteor Orionid terjadi karena Bumi dalam revolusinya melewati wilayah yang kaya akan debris komet Halley. Karena interaksi dengan atmosfer Bumi, debu itu kemudian terbakar sehingga menyala, menjelma menjadi hujan meteor.
Dalam satu tahun, ada dua hujan meteor yang terjadi akibat debu komet Halley, yakni Orionid setiap Oktober dan Eta Aquarid setiap bulan Mei.
Hujan meteor Orionid biasanya mulai terjadi pada 17 Oktober serta memuncak antara tanggal 19 - 23 Oktober. Fenomena ini biasanya masih bisa dinikmati hingga tanggal 25 Oktober setiap tahunnya.
Nama hujan meteor Orionid sendiri diambil dari rasi bintang Orion, di mana meteor seolah-olah datang dari rasi itu.
Untuk tahun ini, seperti diuraikan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dan dikutip Space.com, Minggu (20/10/2013), cahaya Bulan yang mencapai purnama pada Jumat (18/10/2013) akan sedikit mengganggu pengamatan.
Namun, karena meteor dalam hujan meteor ini termasuk terang, masih banyak yang bisa tetap diamati.
Hujan meteor bisa diamati dengan mata telanjang. Syarat utamanya adalah langit yang gelap dan cerah. Pengamatan lebih baik dilakukan di tempat yang lapang serta jauh dari polusi cahaya. Waktu pengamatan terbaik adalah saat dini hari, kurang lebih pukul 04.00 WIB.
Menurut NASA, bila cuaca baik, pada puncak hujan meteor Orionid malam ini, pengamat bisa menyaksikan setidaknya satu meteor per tiga menit.
Sementara menunggu komet Halley sendiri yang baru akan tampak pada tahun 2061, 76 tahun setelah terakhir tampak pada tahun 1986, mengamati debu komet Halley menyala bisa menjadi aktivitas yang sedikit melegakan.
KOMPAS.com
Dalam satu tahun, ada dua hujan meteor yang terjadi akibat debu komet Halley, yakni Orionid setiap Oktober dan Eta Aquarid setiap bulan Mei.
Hujan meteor Orionid biasanya mulai terjadi pada 17 Oktober serta memuncak antara tanggal 19 - 23 Oktober. Fenomena ini biasanya masih bisa dinikmati hingga tanggal 25 Oktober setiap tahunnya.
Nama hujan meteor Orionid sendiri diambil dari rasi bintang Orion, di mana meteor seolah-olah datang dari rasi itu.
Untuk tahun ini, seperti diuraikan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dan dikutip Space.com, Minggu (20/10/2013), cahaya Bulan yang mencapai purnama pada Jumat (18/10/2013) akan sedikit mengganggu pengamatan.
Namun, karena meteor dalam hujan meteor ini termasuk terang, masih banyak yang bisa tetap diamati.
Hujan meteor bisa diamati dengan mata telanjang. Syarat utamanya adalah langit yang gelap dan cerah. Pengamatan lebih baik dilakukan di tempat yang lapang serta jauh dari polusi cahaya. Waktu pengamatan terbaik adalah saat dini hari, kurang lebih pukul 04.00 WIB.
Menurut NASA, bila cuaca baik, pada puncak hujan meteor Orionid malam ini, pengamat bisa menyaksikan setidaknya satu meteor per tiga menit.
Sementara menunggu komet Halley sendiri yang baru akan tampak pada tahun 2061, 76 tahun setelah terakhir tampak pada tahun 1986, mengamati debu komet Halley menyala bisa menjadi aktivitas yang sedikit melegakan.